Senin, 10 Juni 2019

Properti investasi

9. Properti investasi
    Investasi dapat dilakukan untuk mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang sehingga dalam melakukan investasi dibutuhkan suatu perencanaan yang matang agar tidak menimbulkan kerugiaan.
   Selain investasi berupa saham, dikenal pula inveatasi berupa properti. Properti investasi cukup diminati karena nilai investasi yang cenderung meningkat.
Kenaikan harga properti investasi ini dapat disebabkan oleh karena kenaikan harga tanah dari tahun ke tahun karena permintaan yang selalu bertambah jumlah penduduk sedangkan terdapat keterbatasan penawaran.

    Definisi Properti Investasi
Berdasarkan PSAK 13, properti investasi adalah properti yang dikuasai untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak untuk :
          * digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif, atau
          * dijual dalam kegiatan sehari-hari.


Pengakuan Investasi Properti
Properti investasi dapat diakui sebagai aset JIKA memenuhi 2 kriteria berikut :
     * besar kemungkinan manfaat ekonomi masa depan yang terkait dengan properti investasi akan mengalir ke entitas.
     * biaya perolehan properti investasi dapat diukur secara andal.
Biaya  perolehan adalah biaya yang terjadi pada saat memperoleh properti investasi dan biaya yang terjadi setelahnya untuk menambah, mengganti bagian properti, atau memperbaikin properti.

Biaya perolehan properti investasi TIDAK termasuk:
     * biaya perintisan
     * kerugiaan operasional yang terjadi sebelum properti investasi mencapai tingkat hunian yang direncankan
     * jumlah tidak normal bahan baku, tenaga kerja, dan sumber daya lain yang terjadi selama masa pembangunan atau pembangunan properti.

Suatu aset juga dapat diperoleh dengan cara penukaran dengan aset moneter dan moneter. Apabila aset non moneter dan non moneter lainnya maka biaya perolehan aset tetap tersebut diukur pada NILAI WAJAR, kecuali :
     1. Transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial.
Suatu transaksi pertukaran memiliki substansi komersial, JIKA :
   * konfigurasi arus kas dari aset yang diterima berbeda dengan konfigurasi arus kas dari aset yang diserahkan.
   * nilai spesifik entitas dari bagian operasi entitas yang terpengaruh oleh transaksi berubah sebagai akibat dari pertukaran tersebut, dan
   * selisih dari nilai arus kas atau nilai entitas adalah relatif signifikan terhadap nilai wajar dari aset yang dipertukarkan.
     2. Nilai wajar aset yang diterima dan aset yang dipertukarkan tidak dapat di ukur secara andal

Dalam mengukur properti investasi ada 2 model yaitu :
   A. Model nilai wajar
   B. Model biaya

Perbedaan dari 2 model tersebut dapat dilihat dari contoh kasus dibawah ini :
Properti investasi yang dimiliki PT. ABC berumur 10 tahun dengan nilai perolehan Rp. 500.000.000 dan nilai residu Rp. 50.000.000. Penyusutan dilakukan dengan metode garis lurus. Pada tanggal 31 desember 2016, nilai wajar properti investasi yang dimiliki PT. ABC Rp. 523.000.000.
Jawab :
Model nilai wajar
Jika menggunakan model nilai wajar, maka PT. ABC tidak perlu menghitung penyusutan dan langsung membandingkan antara nilai yang tercatat dengan nilai wajar. Dikarenakan nilain wajar lebih besar, maka diakui untung revaluasi Rp. 23.000.000 keuntungan revaluasi diakui dalam laba-rugi tahun berjalan.
Jurnal
Properti investasi.              23.000.000
       Keuntungan revaluasi.             23.000.000

Model biaya
Jika menggunakan model biaya, maka PT. ABC tidak akan mengakui kenaikan nilai tersebut. Tetapi PT. ABC mengakui penyusutan. Jumlah beban yang disusutkan per tahun dihitung dengan : (biaya perolehan - nilai residu) / umur kegunaan
Jurnal
Beban penyusutan.         45.000.000
         Akum. Penyusutan.               45.000.000


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aset tidak berwujud

Definisi aset tidak berwujud Apa yang sebenarnya dimaksud dengan aset tidak berwujud? Aset tidak berwujud adalah aset nonmoneter yang dapat...